Dakwah Islam di
Negara Non Muslim
Dakwah di Barat: Kasus Amerika
Amerika sering
di asosiasikan sebagai negara liberal, unggul dalam sains dan teknologi, super
power, maju, demokrasi dan superior.
Sementara orang amerika sendiri sering dikonotasikan sebagai masyarakat
individualis, rasional, berlaku free sex, makan babi, berkulit putih, memusuhi islam dan penghancur negara islam.
Pandangan cendikiawan muslim yang
tinggal di Amerika, prof. Akbar S Ahmed,
setidaknya terdapat dua hal yang utama yang
disumbangkan Amerika kepada dunia moder, yaitu:
1. Mendukung
demokrasi, termasuk hak-hak kelompok yang masih diabaikan sampai sekarang,
kemajuan teknik yang luar biasa, dan keberhasilan ilmiah yang berpuncak dengan
menjejakan kaki di bulan. Amerika unggul dalam teknologi tinggi, microchips,
komunikasi dan eksplorasi ruang angkasa.
2. Amerika
lemah dalam hal kehidupan masyarakat. Mereka tidak dapat mempertahankan keutuhan
keluarga, menghalau depresi, dan ketergantungan kepada obat-obatan.
Kini umat Islam di Amerika berkembang
cukup pesat, yang di prediksi oleh kalangan tertentu akan menjadi agama
terbesar kedua setelah Protestan. Kaum imigran muslim dari timur tengah, seperti
syiria, Turki, Lebanon, palestina dan yordania, harus di akui sangat berjasa
terhadap penyebaran islam di Paman Syam tersebut. Jane I Smith mengajukan
pandangannya tentang tahapan kedatangan imigran muslim (Moor) ke amerika
menjadi lima golongan yaitu:
1. Gelombang
awal imigran masuk ke Amerika sekitar tahun 1875 sampai tahun 1912. Para
imigran tersebut berasal dari pelosok-pelosok pedesaan syiria. Kaum moor
tersebut memiliki latar belakang aliran islam yang beragam, seperti Sunni,
Syi’i, Alawi dan Druze.
2. Islam
datang ke negri Uncle Sam pada akhir perang dunia I pasca runtuhnya kekuasaan
Ottoman, yang menguasai sebagian besar wilayah Timur Tengah yang berpenduduk
muslim. Orang-orang ilsam banyak yang datang ke amerika, karena kerabat-
kerabat mereka juga sudah ada yang menetap sebelumnya di Amerika. Kedatangan
imigram muslim terhambat dan ditutup pasca di tetapkannya undang-undang ke
imigrasian tahun 1921 dan tahun 1924 di Amerika.
3. Periode
imigrasi muslim hampir terjadi sepanjang tahun 1930-an. Imigrasi dibuka secara
khusus, namun hanya bagi imigran yang memiliki kerabat yang sudah lama tinggal
di Amerika. Aturan ini berjalan hingga pasca akhirnya perang dunia ke ll.
4. Peningkatan
imigran muslim besar-besaran ke negri Amerika terjadi pada gelombang keempat, yang
berlangsung dari tahun 1947 sampai tahun 1960.
5. Gelombang
terakhir imigram muslim datang ke Amerika adalah pada tahun 1965, ketika
Presiden Lyndon johnson memberi keleluasaan terhadap imigran yang tidak
terbatas pada kuota dan suku asal-usul seseorang. Imigran dari timur tengah dan
asia jumlahnya meningkat pesat, terutama imigran muslim. Imigran makin pesat
datang ke amerika pasca kekalahan arab dalam perang dengan israel. Revolusi
iran tahun 1979 dan konflik irak-kuwait menjadikan banyak umat islam lari ke
Amerika.
Sajana indonesia, Mukti Ali mencoba
mereduksi pembagian umat islam di amerika kepada tiga kelompok: pertama,
orang-orang muslim amerika asli, seperti Alexander Russel Webb yang disebut di
atas. Mereka adalah orang amerika yang sudah lama tinggal di sana, menetap, dan
menjadi warga Amerika, seperti umat islam yang menetap di indiana: kedua,
muslim imigran,atau disebut “muslim muhajir” , yaitu orang islam yang hijrah
atau migrasi dari negrinya menuju dan menetap di Amerika; ketiga, kelompok muslim
hitam (black moslem) yang menamai dirinya sebagai ‘’Muslim Bilali’’. Mereka
umumnya datang dari afrika pada tahun 1974 seperti Elijah Muhammad.
Di sebelah Barat Amerika , tepatnya di
california, terdapat pusat-pusat pergumulan islam yang meningkat pada tahun
1990-an. Di kota Los Angeles (“Kota Malaikat”/”Madinat Al-malaikat”) misalnya,
didirikan Islamic Center of southern Califonia. Di LA ini umat Islam mencatat
rekor sebagai kota pusat penyebaran islam terbesar di Amerika.
Tokoh-tokoh muslim amerika yang
tergabung dalam NOI seperti Ali, Malcolm, dan farrakhan sangat luas pengaruhnya
terhadap penyebaran islam di amerika. Masyarakat lokal amerika banyak yang
menaruh rasa ingin tahu lebih tentang islam, yang sementara ini banyak
diinformasikan media setempat dengan tampilan islam menakutkan, mengekang
kebebasan dan kumuh. Bahkan akhir-akhir ini, islam sering digambarkan sebagai
monster pemasok terorisme, dan tidak kompatibel terhadap demokrasi.
Dakwah shiddiqi tentang agama
dilakukannya melalui radio setiap minggu, yang disiarkan perdana pada tahun
1982. Pria yang dilahirkan di india 1943 ini, sekaran merupakan intelektual
muslim yang amat peduli dalam membantu umat islam di amerika. Pria muslim yang
pernah mencatat sejarah sebagai publikator islam lainnya di amerika ialah Talal
Y. Eid, seorang keturunan lebanon. Ia adalah direktur agama pada pusat islam
New England sejak 1982.
Muslim lainnya yang menjadi juru dakwah
islam di amerika ialah imam feisal Abdul Rauf. Ia dilahirkan di kuwait dengan
memperoleh pendidikan di mesir, inggris, malaysia, dan universitas columbia
amerika. Rauf adalah imam masjid Al-farah New York City. Tema-tema islam yang
didakwahkan Rauf sangat khas amerika, yaitu usaha memperkenalkan islam
bergandengan dengan penganut agama-agama lainnya secara damai, dialogis, dan
penuh toleransi.
Orang indonesia juga ada banyak yang
menjadi dai di amerika, atau setidaknya pernah melakukan upaya penyebaran
gagasan-gagasan islam, seperti yang dilakukan para pelajar dan mahasiswa islam
yang sedang belajar di amerika, ada yang menjadi khatib jumat maupun ceramah
keagamaan pada hari-hari besar islam.
Pendekatan-pendekatan dakwah mereka
jelas sangat khas dan relatif lebih baru, komperehensif, dan ilmiah, karena
mad’u yang dihadapi jauh lebih rasional, meskipun di hadapan masyarakat
indonesia yang ada di Amerika.
Terimakasih artikel yang bermanfaat untuk menambah wawasan medan juang penyuluh.
BalasHapus